Tak dapat disangkal bahwa Alkitab-Perjanjian Baru mencatat tanda-tanda ajaib atau mujizat yang pernah dibuat oleh Yesus. Ia membangkitkan orang mati, menyembuhkan berbagai penyakit, meredakan angin ribut, dan tanda-tanda ajaib lain.
Para rasul yang dipilih Yesus juga melakukan tanda-tanda ajaib, seperti rasul Petrus, Paulus, dan rasul yang lain. Mereka bisa melakukan itu karena mereka menerima kuasa langsung dari Roh Kudus.
Alkitab mengatakan semua tanda ajaib punya tujuan khusus. Yesus melakukan tanda ajaib untuk membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah (Yoh. 20:30-31). Para rasul mendapat kuasa melakukan tanda ajaib untuk meneguhkan firman Allah kepada para pendengar (Mark. 16:20), juga untuk membuktikan rasul yang sebenarnya (2 Kor. 12:12). Kemudian, tanda ajaib bertujuan untuk menggenapi nubuatan. (Yoel 2:28; Bandingkan dengan Kisah Rasul 2:16-17).
Masalahnya sekarang, banyak orang yang mengaku hamba Tuhan dan mengklaim bisa melakukan tanda ajaib seperti yang terdapat dalam Alkitab. Kadang mereka membuat pertemuan dengan “kedok” penyembuhan ilahi (healing movement). Mereka mengatakan bisa menyembuhkan berbagai penyakit, seperti yang timpang, bisu, buta, dan sebagainya.
Kita perlu bertanya, benarkah mereka bisa melakukan tanda ajaib seperti yang tercatat dalam Perjanjian Baru? Hati-hati terhadap guru-guru palsu!
Kalau kita bandingkan dengan Alkitab, firman Tuhan mengatakan karunia-karunia roh seperti bernubuat, melakukan tanda ajaib, bahasa lidah, dan sebagainya akan berakhir (1 Kor. 13:8). Kapan? Apabila yang sempurna itu telah tiba.
Perhatikan, yang “sempurna” ditujukan kepada firman Allah – wahyu Allah – dan firman itu sudah sempurna. Tanpa tanda ajaib pun kita sudah percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Rasul Paulus bisa melakukan tanda ajaib. Tapi ketika temannya jatuh sakit, ia tidak melakukan tanda ajaib untuk menyembuhkannnya. Kenapa? Sebab tujuan utama tanda ajaib bukan untuk kesombongan, gagah-gagahan, atau cari massa, tapi ada tujuan khusus, bukan sembarang membuat tanda ajaib (2 Tim. 4:20).
Orang yang berkata bisa melakukan tanda ajaib – seperti penyembuhan ilahi – perlu ditanya. Orang sakit membutuhkan obat dan perawatan dokter, bukan penyembuhan ilahi. Kalau mereka bisa melakukan penyembuhan ilahi, mengapa tidak pergi saja ke rumah sakit dan melakukan penyembuhan ilahi di sana? Kalau mereka benar punya “kuasa” melakukan tanda ajaib, menyembuhkan berbagai penyakit, rumah sakit akan tutup.
Ketika mereka melakukan penyembuhan ilahi tapi hasilnya nol, mereka akan menyalahkan “pasien”-nya, karena kurang iman. Selain itu kadang praktek penyembuhan yang mereka klaim dengan kuasa dari Roh Kudus dan bisa menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk membangkitkan orang mati tapi malah sering tidak membuahkan hasil sama sekali. Seringkali gagal total malah.
Perhatikan, dalam Kisah Rasul 20:9-12, Euthikus jatuh dari tingkat ketiga ke bawah dan mati. Namun, rasul Paulus menghidupkannya kembali. Euthikus yang sudah mati punya iman? Tanda ajaib yang dicatat dalam Perjanjian Baru, yang dilakukan para rasul-Nya tidak pernah gagal.
Pembaca, harap perhatikan, firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa tanda ajaib, penyembuhan ilahi, memiliki tujuan khusus. Dan semua karunia roh, karunia melakukan tanda ajaib sudah berakhir sebab kita telah memiliki yang sempurna, yaitu firman Tuhan. Tanda ajaib Alkitab dan penyembuhan ilahi masih berlaku sekarang ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Beri Komentar atau Kritik Membangun