Iri hati didefenisikan sebagai suatu “Perasaan tidak senag atas keunggulan atau keberuntungan orang lain. Dalam Alkitab sering disebut dengan kedengkian, atau dendam.” (Cruden’s Complete Corcordance)
Iri hati harus dibedakan dari kecemburuan. Kita cemburu atas kepunyaan kita; kita iri kepada kepunyaan orang lain. Cemburu ialah takut kehilangan apa yang dimilikinya; iri
hati adalah sakit hati melihat orang lain punya. (Crabb’s English Synonymus).
Alkitab menempatkan iri hati ke dalam daftar “perbuatan daging.” “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (Gal. 5:19-21). Kontras sekali dengan daftar “buah-buah Roh.” (Gal. 5:22, 23). Iri hati merupakan sifat asli Iblis, akar kejahatan.
Dalam kitab Roma pasal 1, iri hati digolongkan dengan keserakahan, kebencian, perselisihan, tipu muslihat, fitnah dan pembunuhan, menjadi salah satu dari dosa-dosa yang membawa pada maut. Dosa-dosa tersebut dikecam oleh Alkitab.
Iri hati sangat merusak kehidupan. Seorang yang iri, akan berusaha merusak kebaikan-kebaikan yang nampak dalam diri orang lain. Irihati membuat orang “merendahkan reputasi baik orang dan memutar-balikkannya ke dalam nama yang buruk.”
Alkitab mengecam sifat iri hati. Salomo mengatakan, “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” (Ams. 14:30). Iri hati itu seperti penyakit kanker, menggerogoti vitalitas hidup dan jiwa manusia.
Karena iri hati banyak orang melakukan kejahatan besar. Iri hati menyebabkan Kain membunuh Habel, adiknya (Kej. 4:1-8). Karena iri hati sekarang ini beberapa orang berusaha membunuh reputasi atau kebaikan orang lain. Karena iri hati orang Yahudi menyerahkan Yesus agar disalibkan. Pilatus “memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.” (Mat. 27:18).
Karena iri hati-lah sehingga Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya ke perhambaan. (Kej. 34). “... Dan saudara-saudaranya iri hati kepadanya.” (Kej. 34:11). Iri hati membawa orang kepada tindak kriminal, berbuat dosa.
Sifat iri hati harus disingkirkan dari karakter hidup kita. Iri hati akan membuat orang berpusat pada diri sendiri. Iri hati dan sifat mementingkan diri sendiri itu berdekatan. Sebab iri hati merupakan manifestasi sifat mementingkan diri sendiri. Iri hati akan membawa dosa-dosa mendasar lainnya, yang menularkan kejahatan. Sepeti contoh, Kain membunuh Habel, adiknya, awalnya karena iri hati.
Rasul Petrus menasihatkan, “Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.” (1 Pet. 2:1). Jangan beri tempat iri hati di hatimu. Tapi milikilah kasih yang sejati. Sebab “kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri.” (1 Kor. 13:5).
Iri hati harus dibedakan dari kecemburuan. Kita cemburu atas kepunyaan kita; kita iri kepada kepunyaan orang lain. Cemburu ialah takut kehilangan apa yang dimilikinya; iri
hati adalah sakit hati melihat orang lain punya. (Crabb’s English Synonymus).
Alkitab menempatkan iri hati ke dalam daftar “perbuatan daging.” “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (Gal. 5:19-21). Kontras sekali dengan daftar “buah-buah Roh.” (Gal. 5:22, 23). Iri hati merupakan sifat asli Iblis, akar kejahatan.
Dalam kitab Roma pasal 1, iri hati digolongkan dengan keserakahan, kebencian, perselisihan, tipu muslihat, fitnah dan pembunuhan, menjadi salah satu dari dosa-dosa yang membawa pada maut. Dosa-dosa tersebut dikecam oleh Alkitab.
Iri hati sangat merusak kehidupan. Seorang yang iri, akan berusaha merusak kebaikan-kebaikan yang nampak dalam diri orang lain. Irihati membuat orang “merendahkan reputasi baik orang dan memutar-balikkannya ke dalam nama yang buruk.”
Alkitab mengecam sifat iri hati. Salomo mengatakan, “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” (Ams. 14:30). Iri hati itu seperti penyakit kanker, menggerogoti vitalitas hidup dan jiwa manusia.
Karena iri hati banyak orang melakukan kejahatan besar. Iri hati menyebabkan Kain membunuh Habel, adiknya (Kej. 4:1-8). Karena iri hati sekarang ini beberapa orang berusaha membunuh reputasi atau kebaikan orang lain. Karena iri hati orang Yahudi menyerahkan Yesus agar disalibkan. Pilatus “memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.” (Mat. 27:18).
Karena iri hati-lah sehingga Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya ke perhambaan. (Kej. 34). “... Dan saudara-saudaranya iri hati kepadanya.” (Kej. 34:11). Iri hati membawa orang kepada tindak kriminal, berbuat dosa.
Sifat iri hati harus disingkirkan dari karakter hidup kita. Iri hati akan membuat orang berpusat pada diri sendiri. Iri hati dan sifat mementingkan diri sendiri itu berdekatan. Sebab iri hati merupakan manifestasi sifat mementingkan diri sendiri. Iri hati akan membawa dosa-dosa mendasar lainnya, yang menularkan kejahatan. Sepeti contoh, Kain membunuh Habel, adiknya, awalnya karena iri hati.
Rasul Petrus menasihatkan, “Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.” (1 Pet. 2:1). Jangan beri tempat iri hati di hatimu. Tapi milikilah kasih yang sejati. Sebab “kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri.” (1 Kor. 13:5).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Beri Komentar atau Kritik Membangun