Jumat, 12 November 2010

Ke Gereja Hari Sabtu?

Oleh Hugo McCord, P.Hd

Banyak orang saat ini menyebut diri mereka orang Kristen tapi beribadah atau pergi ke gereja hari Sabtu. Alasannya, karena Yesus pergi ke rumah ibadah orang Yahudi, menguduskan hari Sabat dan untuk menaati Sepuluh Hukum.

Benar, Yesus adalah “seorang Yahudi.” (Yoh. 4:9), “pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat,” (Luk. 4:16) seseuai dengan perintah ke-empat dalam Sepuluh Hukum (kel. 20:1-7). Namun itu bukan berarti kalau murid-murid Yesus (Kristen) zaman sekarang (Kis. 11:26), apakah itu “orang Yahudi dan orang Yunani” (Rom. 10:12) harus “menguduskan hari Sabat.” (Kel. 20:8).

Saat Yesus mati, “Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya,” (Ef. 2:15), Ia “menghapuskan surat hutang menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.” (Kol. 2:14).

“Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat.” (Kol. 2:16).


Dengan demikian, semua peraturan dalam “Sepuluh Hukum,” yang ditulis di atas “dua loh batu,” yang “ditulisi oleh jari Allah” (Kel. 31:18) telah “dibatalkan,” (Ef. 2:15), “dihapuskan” dan “dipakukan dikayu salib.” (Kol. 2:14). Akan tetapi arti sembilan dari sepuluh hukum itu telah “dipindahkan” ke dalam “perjanjian baru” yang diberikan oleh Kristus (2 Kor. 3:6), sebuah “perjanjian yang lebih mulia.” (Ibr. 8:6).



“Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan ... betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!” (2 Kor. 3:7-8).



Arti sembilan dari sepuluh hukum itu terdapat dalam Perjanjian Baru.

1. Hukum I : Efesus 4:6

2. Hukum II : 1 Yohanes 5:21

3. Hukum III : 1 Korintus 10:31

4. Hukum V : Efesus 6:2

5. Hukum VI : 1 Yohanes 5:21

6. Hukum VII : 1 Korintus 6:9-10

7. Hukum VIII : Efesus 4:28

8. Hukum IX : Efesus 4:15

9. Hukum X : Kolose 3:5


Namun hukum ke-empat (4) tidak digantikan oleh hari “kudus” lainnya. Hari Minggu, hari pertama dalam minggu, adalah hari peringatan khusus, sebab hari pertama itu merupakan hari kebangkitan Tuhan Yesus (Mark. 16:9), dan rupanya disebut “hari Tuhan.” (Why. 1:10), dikhususkan dalam PB bukan agar seperti orang Yahudi yang diperintahkan untuk “menguduskan hari Sabat.”


Tidak Konsisten Dalam Tiga (3) hal:
Orang yang pergi beribadah (ke gereja) pada hari Sabtu dengan argumen karena Yesus juga menguduskan hari Sabat, tidak konsisten dalam tiga (3) hal:

1. Orang yang ke gereja hari Sabtu juga harus mengatakan bahwa bayi laki-laki yang berusia delapan hari harus disunat sekarang, sebab Yesus juga disunat ketika Ia berumur delapan hari (Luk. 2:21). Hukum sunat merupakan salah satu dari hukum yang telah dipakukan “di kayu salib.” (Kol. 2:14). “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.” (Gal. 5:1-3).

“Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” (Gal. 6:15). Kristus menyunat orang berdosa saat ini, laki-laki dan perempuan.

“Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.” (Kol. 2:11-12).

2. Orang yang ke gereja hari Sabtu harus mengatakan bahwa orang Kristen saat ini harus merayakan Pesta Paskah, (Kel. 12:11, 17, 43), sebab Yesus juga ikut makan roti Paskah (Mat. 26:17-19; Luk. 2:41). Pesta Paskah orang Yahudi merupakan suatu perayaan untuk mengenang pembebasan yang dilakukan Allah terhadap nenek moyang mereka “dari tanah Mesir,” (Kel. 13:18), yang dalam PB ditujukan kepada Kristus, “Anak domba paskah kita,” (1 Kor. 5:7), yang telah membawa kita keluar dari perhambaan dosa (Mat. 26:28). Karena itu, Yesus memerintahkan orang Kristen untuk ambil bagian dalam Perjamuan Tuhan. “Dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” (1 Kor. 11:24).

3. Orang yang ke gereja hari Sabtu bukan hanya harus merayakan Paskah, tapi juga harus pergi ke Yerusalem merayakan perayaan itu, sebab Yesus melakukan seperti (Yoh. 2:13). Bahkan orang non-Yahudi mengerti bahwa bagi orang Yahudi “Yerusalem-lah tempat orang menyembah.” (Yoh. 4:24).


Perjanjian dan Wasiat Terakhir-Nya
Yesus menunjukkan bahwa perjanjian dan wasiat terakhir-Nya (Ibr. 9:16) berlaku setelah Ia “mati.” (Ibr. 9:17). Ia mengatakan kepada perempuan Samaria bahwa “... saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” (Yoh. 4:21-24).

Meskipun kota Yerusalem sekarang secara agamawi bukan kota kudus, tapi nama “Yerusalem” lebih bermakna dari pada masa-masa sebelumnya, dan akan tetap ada hingga kekekalan. “Yerusalem baru” sekarang adalah surga, “Yerusalem sorgawi,” (Gal. 4:26), suatu tempat ke mana Yesus telah pergi mempersiapkan: “di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.” (Yoh. 14:1). (The World Evangelistic, Vol. 30, No. 12 July 2002, Florence, Alabama)

___________________________________________________________________

(Alihbahasa dengan adaptasi seperlunya oleh Marolop Simatupang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Beri Komentar atau Kritik Membangun